Posted by
Maitri-nisme
| Posted on
10:23 PM
During the Northern and Southern Dynasties (420-589 AC), once lived a famous painter named Zhang Seng-Zuong. He was highly praised for his fine art by Emperor Liang Wu.
One year, Zhang Seng-Zuong was asked to paint on the wall of the temple of Andong. He almost finished the painting of four dragons, in which they were breaking into a gallop in clouds. Everybody appreciated the vivid dragons on the wall. "But," asked one man," why didn't you put in the pupils of their eyes?" "Well, they will fly away if the pupils are put in." answered Zhang Seng-Zuong. But nobody believed him. They took what he said for jokes, so they still appealed to him to paint the pupils in the eyes.
At their request, Zhang Seng-Zuong had to take up his paintbrush to begin his troublesome work. After a moment of hesitation, Zhang dotted the key part of the dragons resolutely. Two of the dragons suddenly precipitated into a cloud of rolls of thunder and lightning before he could drop the paintbrush. The crowd was disordered into a mess; some lay themselves on the stomach, and some hid themselves behind pillars. A loud crash was heard and the wall toppled into pieces in the middle. The dragons writhed for a while and flew away high in the sky. Fortunately the two without pupils still remained there on the wall peacefully.
The proverb, 'Bring the painted dragons to life, by putting pupils in their eyes' now is usually adopted to indicate the case that a person can make his speech or composition smartly lively just with only a few pointed key words or expressions.
Posted by
Maitri-nisme
| Posted on
6:52 PM
Ada Cerita tentang seorang pemarah yang bertubuh pendek di Dinasti Song (960-1279)
dia seorang petani, setia hari seringkali duduk memandangi hamparan padinya, dalam pikirannya dia sangat berharap tanaman padi nya tumbuh dengan cepat. Tetapi padinya tumbuh lambat. itulah yang membuatnya cemas tak menentu. Ia memikirkannya terus siang dan malam, ia juga memperhatikan terus setiap harinya
Dia merasa tanaman tumbuh jauh lebih lambat daripada yang diharapkan.
Suatu hari, karena tidak sabar , dan muncul ide, kemudian Ia mencabut semua tanaman-nya naik beberapa inci.
Meskipun ia sangat lelah setelah melakukan hal ini selama seharian, tapi ia merasa sangat bahagia karena tanaman itu dapat 'tumbuh' lebih tinggi.
Ketika pulang ke rumah, Putranya yang mendengar tentang hal ini segera pergi untuk melihat tanaman. Sayangnya semua tanamannya sudah layu dan hilang kerja keras berbulan bulan sebelumnya.
*Pepatah ini mengatakan kita harus membiarkan sesuatu pergi dalam alami. Terlalu cemas untuk membantu sebuah acara untuk mengembangkan hasil yang sering bertentangan dengan maksud kita.
Posted by
Maitri-nisme
| Posted on
12:58 AM
Dalam sejarah panjang Cina, banyak hal yang bisa melacak kembali ke sumber-sumber mereka, baik dengan menceritakan kisah mereka sendiri atau dalam liku-liku. Kadang-kadang kita juga bisa mengintip ke dalam fakta-fakta melalui cerita-cerita rakyat atau legenda, entah bagaimana. Sekarang mari kita periksa anak-anak china yang menarik, rompi DouDu yang telah membuat jalan sepanjang sejarah pada perut anak-anak sampai hari ini.
Seperti yang dapat Anda lihat dalam gambar, yang disebut rompi Dou Du sebenarnya adalah sepotong kain yang sederhana mencakup pada perut bayi. Kita mendapat kesan sederhana dari pandangan pertama itu. Tapi satu yang bagus biasanya memerlukan banyak waktu untuk membuatnya ; terlebih dahulu Anda harus renda itu, kemudian membuat beberapa gambar di atasnya dan menyulam dengan benang sutera berwarna-warni.
Hari ini, DouDu masih populer di pedesaan, karena memungkinkan anak bergerak bebas dan tidak gerah disaat musim panas, Mengapa Rompi Duo Du menjadi popular dan menjadi trademark tradisional Chinese?
Berikut inilah cerita rakyat tentang rompi Dou Du China.
Dahulu kala, ada seorang ibu janda tinggal dengan anaknya laki-laki di sebuah desa yang jauh di pedalaman. Satu musim dingin, ibu punya penyakit aneh. Satu-satunya resep untuk menyembuhkan adalah harus mengambil jenis ikan merah di sungai sebagai obatnya. Dia memiliki anak berusia Lima tahun, rasanya dia masih terlalu muda untuk mendapatkan ikan di sungai. Tapi ia memiliki hati berbakti dan ingin menyelamatkan ibunya tercinta.
Di Sungai tersebut telah ditutupi dengan es tebal yang bahkan sulit bagi orang dewasa untuk berjalan atau menangkap ikan. Putra kecilnya pun berpikir bagaimana bisa melakukannya.
Dalam cuaca hujan bersalju, seorang anak laki-laki tersebut mengambil cangkul dan mulai berusaha membuat lobang di atas sungai tersebut, dengan harapan dari lobang tersebut bisa mengkap ikan dengan jaring. Karena semua baju hangat telah dipakaikan pada ibunya yang sedang terbaring, dia pun berangkat dengan dada terlanjang tanpa baju sedikitpun. Bisa ditebak dinginnya salju sangat menyiksa tetapi dia tetap bertahan tak gentar sekalipun terus mengali…
Ketika ia hampir tidak bisa menahan dingin yang membeku, datang seorang lelaki tua dengan janggut putih panjang. Orang tua itu datang diam-diam dan tiba2 memberikannya rompi sederhana namun indah yang disebut Rompi Dou Du. setelah memakaikan pada badan anak itu, beliau kemudian pergi diam-diam. Ternyata hadiah tersebut sungguh ajaib, meskipun sepotong kain rompi kecil. Ajaibnya bisa sangat menghangatkan badannya. Berkat rompi, anak itu tak lagi merasa dingin, sebaliknya, aliran kehangatan datang kepadanya dan dengan gembira penuh semangat bekerja dan pada akhirnya lubang itu selesai. Ia menangkap ikan untuk ibunya dan akhirnya ibu yang malang sembuh. Cerita tentang anak kecil itu tersebar di seluruh negeri. Dia mulai dikagumi oleh semua orang tua lainnya.
Sejak saat Orang-orang Chinese menempatkan harapan yang baik pada anak-anak mereka dengan memakaikan DouDu pada bayi Maupin anak kecil. Mereka berharap agar anak-anak mereka bisa berbakti kepada mereka dan punya keberanian dalam hidup. Seiring berjalannya waktu, kepercayaan turun temurun ini menjadi tradisi ,Dou Du pun mengalami perubahan corak dan model. Orang dewasa terutama perempuan juga mulai memakainya dengan model tersendiri, semua dengan harapan agar dapat hidup damai dan bahagia selamanya
Posted by
Maitri-nisme
| Posted on
12:49 AM
Dalam Dinasti Jin, hiduplah seorang pria bernama Le Guang,Suatu hari Le Guang mengunjungi teman lamanya yang katanya sedang mendapat sakit.
Pada pandangan pertama pada temannya, Le Guang menyadari bahwa sesuatu pasti telah terjadi kepada temannya sehingga temannya ini tidak memiliki ketenangan pikiran sepanjang waktu. Jadi dia bertanya kepada temannya apa yang terjadi. Dia menjawab : "Itu semua karena jamuan makan saat diselenggarakan di rumah Anda kemarin. Pada jamuan makan, Anda mengusulkan bersulang untuk saya dan tepat ketika kami mengangkat gelas, saya melihat bahwa ada ular melingkar di pot anggur dan setelah saya pulang, aku langsung merasa sakit. Besoknya kemudian, aku terbaring di tempat tidur dan tak mampu berbuat apa-apa. "
Le Guang sangat bingung pada masalah ini. Dia inginmencari solusi pemecahan masalah. Dia terus memandangi sekeliling dan kemudian melihat sebuah busur bentuk & warnanya mirip seperti seekor ular yang tergantung di dinding kamarnya.
Jadi Le Guang meletakkan sebuah meja dan meminta temannya untuk minum anggur lagi. Ketika gelas itu penuh dengan anggur, ia mengeluarkan busur itu didekat pot anggur dan meminta temannya untuk melihat. Temannya yang lagi sakit mengamati dengan gelisah, "Wah, wah, itu adalah apa yang kulihat terakhir kali. Ini adalah ular yang sama." Le Guang tertawa dan mengambil busur di meja kemudian membuangnya "inikah ular yg kau maksud? Bisakah Anda melihat ular lagi?" ia bertanya. Temannya terkejut menemukan bahwa ular itu bukan sebenarnya melainkan sebuah busur, semalam yang dia lihat juga ternyata bukan ular sebenarnya melainkan Pot dengan gambar ular. Karena seluruh kebenaran telah keluar, temannya langsung sembuh dari penyakitnya segera.
*Selama ribuan tahun kisah telah diberitahu untuk menasihati orang untuk tidak terlalu Curiga pada hal hal tidak perlu.